Pages

Showing posts with label Cerita Lima Benua - Asal Mula Mengapa. Show all posts
Showing posts with label Cerita Lima Benua - Asal Mula Mengapa. Show all posts

Sunday, June 13, 2010

Ular Sawah Ingin Menjadi Cantik - Asal Mula Mengapa

Pada jaman dahulu, di dunia ini tidak ada binatang yang berbisa. Tubuh Ular Sawah masih polos, tidak mempunyai kulit yang berwarna-warni seperti sekarang.
“Ular Sawah,” kata Ular Sendok.
“Kamu adalah raja segala ular. Tetapi mengapa kulit tubuhmu polos, tidak berwarna?”

Mengapa Pungguk Terbang Malam Hari - Asal Mula Mengapa

Beberapa tahun yang lalu, burung-burung Pungguk adalah burung siang. Burung-burung Pungguk itu selalu bernyanyi pada siang hari dan tidur pada malam hari, seperti burung-bu­rung lainnya. Tetapi kebiasaannya seperti itu segera berubah setelah burung Pungguk bertemu dengan Puteri Bulan.

Pohon Kelapa Yang Pertama - Asal Mula Mengapa

Beberapa waktu yang lalu, ada seorang laki-laki mendaki gunung yang tinggi. Di puncak gunung itu ada sebuah rumah. Di dalam rumah itu, tinggallah seorang tukang sihir. Seperti kebanyakan orang, orang laki-laki itu datang kepadanya untuk minta pertolongan.
Tukang sihir bertanya kepada orang laki-laki itu, “Apa yang kau inginkan dariku?”

Bunga-bunga Yang Bergantungan - Asal Mula Mengapa

Pada suatu hari, kalajengking berkata pada dirinya, “Aku sudah bosan menjadi makhluk yang ditakuti dan selalu dikejar-kejar manusia.”
Kemudian ia pergi menemui Raja Tawakal. Ekornya yang bersengat itu dilipat supaya tidak kelihatan, lalu ia berkata, “Tuanku Yang Maha Mulia, saya menyesal menjadi binatang yang jahat. Saya tidak mau lagi menyiksa orang dengan sengat berbisa ini. Saya harap Tuanku mau mengubah saya menjadi sekuntum bunga. Sekuntum bunga yang disenangi dan disayangi, bukannya dibenci atau ditakuti.”

Kisah Jerami, Arang Dan Kacang Merah - Asal Mula Mengapa

Dahulu kala, ada seorang nenek yang sudah tua, la tinggal di sebuah dusun. Untuk makannya, tiap hari ia memasak kacang merah. Pada suatu hari ia ingin memasak makanannya. la menyalakan api di tungku. Untuk mempercepat besarnya api, ia mengambil segenggam jerami. Jerami itu dimasukkan ke dalam bara, lalu ditiupnya.